Viral Ayah Memarahi Anak yang Main Roleplay di TikTok, Seburuk Apakah Pengaruh Roleplay?
Sumber: rey.id

Health / 22 June 2023

Kalangan Sendiri

Viral Ayah Memarahi Anak yang Main Roleplay di TikTok, Seburuk Apakah Pengaruh Roleplay?

Claudia Jessica Official Writer
1396

Baru-baru ini viral sebuah video seorang ayah yang memarahi anaknya yang bermain Roleplay di TikTok.

Roleplay adalah singkatan dari Roleplayer dimana seseorang berperan sebagai tokoh tertentu seolah-olah mereka adalah karakter aslinya. Karakternya yang dipilih pun beragam, mulai dari aktor, aktris, penyanyi, karakter fiksi, dan masih banyak lagi.

Para pemain roleplay akan berakting seolah-olah mereka adalah karakter yang asli dan menyesuaikan gaya bicara hingga mengupdate aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh karakternya.

Pemain Roleplayer akan mengawali interaksi dengan saling mengikuti akun satu sama lain dan mulai berbincang tanpa mengenal identitas asli mereka satu sama lain. Bisa dikatakan mereka tidak saling mengetahui identitas asli dari teman-teman yang mereka temui di dunia roleplay.

 

BACA JUGA: Diam-diam Roleplay di TikTok Merusak Anak Kita! Apakah Parents Siap Hadapi Bahayanya?

 

Sayangnya, memainkan seni peran ini menimbulkan beberapa dampak negatif, terlebih lagi bagi anak-anak remaja yang belum menemukan jati diri mereka. Anak-anak remaja atau individu yang memainkan roleplay ini bisa menjadi rentan dan tidak dapat menjadi diri mereka sendiri lantaran terlalu nyaman dengan identitas dari tokoh yang mereka perankan.

Berikut ini adalah beberapa dampak buruk yang disebabkan oleh roleplay terhadap gambar diri seseorang:

1. Merasa tidak puas dengan kehidupan nyata

Tidak sedikit orang yang merasa tidak puas dengan kehidupan nyata kemudian mereka melarikan diri ke dunia roleplay dimana tidak ada satupun orang yang mengenal identitas sejati mereka sehingga hal tersebut menjadi zona nyaman bagi mereka.

2. Mengganggu relasi di dunia nyata

Melansir CNN Indonesia, sebuah studi yang dilakukan oleh Brigham Young University menemukan bahwa permainan roleplay dapat mengganggu relasi para pemainnya di dunia nyata. Mereka merasa terlalu nyaman lingkungan di dunia roleplay tersebut sehingga merasa enggan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang nyata di sekitarnya.

3. Memicu gangguan kepribadian

Psikiater Lahargo Kembaren mengatakan, roleplay, terutama jika dimainkan oleh anak-anak, dapat memicu gangguan kepribadian.

 

BACA JUGA: Dibalik Kesuksesan Anak Disabilitas: Inilah Peran Penting Orangtua dalam Mendukung Mereka

 

“Pembentukan jati dirinya [pemain] menjadi rusak, karena yang tadinya harus sesuai dengan normal nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologis,” ungkap Lahargo, mengutip detikHealth.

4. Sulit memilah hal yang nyata dan imajinasi

Permainan roleplay mengasah imajinasi seseorang dimana mereka harus membayangkan bahwa mereka harus menghidupi dan merepresentasikan tokoh yang mereka pilih dengan baik. Tak jarang seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan hal yang nyata dengan imajinasi karenanya.

Inilah beberapa dari dampak negatif yang dapat terjadi ketika seseorang memainkan game roleplay.

Kendati demikian, roleplay juga memberikan beberapa manfaat baik jika kita dapat mengontrol diri agar tidak terjebak dalam dampak negatif seperti 4 hal di atas. Misalnya, mengembangkan kreativitas, kemampuan berbahasa dan komunikasi terutama jika karakter yang diperankan berbahasa asing, menambah pengetahuan, memperluas jaringan sosial dengan orang lain yang memiliki minat yang sama, menjadi wadah untuk mengekspresikan diri dan mengasah bakat yang dimiliki, dan masih banyak lagi.

 

BACA JUGA: No Gadget! Yuk Latih Anak untuk Tetap Tenang dan Fokus Mengikuti Ibadah, Ikuti 10 Tips Ini

 

Oleh karena itu, alih-alih langsung memarahi anak karena bermain roleplay, alangkah baiknya jika orangtua dapat memberikan edukasi dan arahan yang sesuai dengan usia anak. Terlebih lagi keterbukaan orang tua terhadap anak adalah faktor utama yang dapat mengarahkan anak dalam menggunakan media sosial secara bijaksana.

Pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam penggunaan media sosial serta konten yang sesuai dengan usia pengguna, batasan durasi, sampai faktor keamanan dan privasi penggunaan media sosial.

Sumber : CNN Indonesia | detik.com
Halaman :
1

Ikuti Kami